Latest Post

Sejarah komik

| 5 Agustus 2012
Baca selengkapnya »

Asal Usul Dan Sejarah Komik Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Storytelling, dimana ia mendefinisikan komik sebagai “tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik.” Sebelumnya, di tahun 1986, dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan eknis dan struktur komik sebagai sequential art, “susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide”.
Dalam buku Understanding Comics (1993) Scott McCloud mendefinisikan seni sequential dan komik sebagai “juxtaposed pictorial and other images in deliberate sequence, intended to convey information and/or to produce an aesthetic response in the viewer”.
Untuk lingkup nusantara, seorang penyair dari semenanjung Melayu (sekarang Malaysia) Harun Amniurashid (1952) pernah menyebut ‘cerita bergambar’ sebagai rujukan istilah ‘cartoons’ dalam bahasa inggris. Di Indonesia terdapat sebutan tersendiri untuk komik seperti diungkapkan oleh pengamat budaya Arswendo Atmowiloto (1986) yaitu cerita gambar atau disingkat menjadi CERGAM yang dicetuskan oleh seorang komikus Medan bernama Zam Nuldyn sekitar tahun 1970. Sementara itu Seno Gumira Ajidarma (2002), jurnalis dan pengamat komik, mengemukakan bahwa komikus Teguh Santosa dalam komik Mat Romeo (1971) pernah mengiklankan karya mereka dengan kata-kata “disadjikan setjara filmis dan kolosal” yang sangat relevan dengan novel bergambar.
Bila komik didefinisikan sebagai rangkaian gambar yang berurutan, berarti komik telah menjadi bagian dari budaya manusia di seluruh dunia sejak zaman dahulu, bahkan sebelum manusia mengenal tulisan. Di Prancis Selatan, misalnya, para arkeolog menemukan gambar-gambar berwarna pada dinding Goa Lascaux yang diperkirakan sudah ada kurang lebih sejak 17.000 tahun lalu. Gambar hewan seperti bison, banteng, dan kerbau yang ada di dinding goa itu diduga menjadi media komunikasi bagi masyarakat yang hidup pada masa tersebut dan dianggap sebagai “komik” paling kuno di dunia.
Ada pula lukisan pada dinding piramida di Mesir yang diperkirakan dibuat pada tahun 1300 SM. Gambar yang melekat pada makam raja-raja Mesir tersebut menjadi bukti bahwa pada masa itu manusia sudah mengenal cara berkomunikasi nonverbal. Sama halnya dengan gambar berupa beberapa sosok manusia tengah menggiring kuda yang tertera pada guci klasik buatan Ergotimos dan Kleitias dari Yunani yang kira-kira dibuat pada 579 SM.
Ada beberapa tokoh komik yang terkenal di dunia, antara lain seperti batman, superman, garfield, mickey mouse dan lain-lain.
Istilah cerita bergambar
Akronim cerita (ber)gambar, menurut Marcell Boneff mengikuti istilah cerpen (cerita pendek) yang sudah terlebih dahulu digunakan, dan konotasinya menjadi lebih bagus, meski terlepas dari masalah tepat tidaknya dari segi kebahasaan atau etimologis kata-nya.
Tetapi menilik kembali pada kelahiran komik, maka adanya teks dan gambar secara bersamaan dinilai oleh Francis Laccasin (1971) sebagai sarana pengungkapan yang benar-benar orisinal. Kehadiran teks bukan lagi suatu keharusan karena ada unsurmotion yang bisa dipertimbangkan sebagai jati diri komik lainnya.
Karena itu di dalam istilah komik klasik indonesia, cerita bergambar, tak lagi harus bergantung kepada cerita tertulis. Hal ini disebut Eisner sebagai graphic narration(terutama di dalam film & komik).

Posisi komik di dalam seni rupa
Komik menurut Laccasin (1971) dan koleganya dinobatkan sebagai seni ke-sembilan. Walaupun sesungguhnya ini hanya sebuah simbolisasi penerimaan komik ke dalam ruang wacana senirupa. Bukanlah hal yang dianggap penting siapa atau apa saja seni yang kesatu sampai kedelapan.
Menurut sejarahnya sekitar tahun 1920-an, Ricciotto Canudo pendiri Club DES Amis du Septième Art, salah satu klub sinema Paris yang awal, seorang teoritikus film dan penyair dari Italia inilah yang mengutarakan urutan 7 kesenian di salah satu penerbitan klub tersebut tahun 1923-an. Kemudian pada tahun 1964 Claude Beylie menambahkan televisi sebagai yang kedelapan, dan komik berada tepat dibawahnya, seni kesembilan.
Thierry Groensteen, teoritikus dan pengamat komik Perancis yang menerbitkan buku kajian komiknya pada tahun 1999 berjudul “Système de la bande dessinée (Formes sémiotiques)”yang akan terbit tahun 2007 menjadi “The System of Comics”. Ia berbicara definisi seni kesembilan dalam pengantar edisi pertama majalah “9e Art” di Perancis. Menurutnya, yang pertama kali memperkenalkan istilah itu adalah Claude Beylie. Dia menulis judul artikel, “La bande dessinee est-elle un art?”, dan seni kesembilan itu disebut pada seri kedua dari lima artikel di majalah “Lettres et Medecins”, yang terbit sepanjang Januari sampai September 1964.
Baru kemudian pada tahun 1971, F. Laccasin mencantumkan komik sebagai seni kesembilan di majalah “Pour un neuvieme art”, sebagaimana yang dikutip oleh Marcel Boneff pada 1972 di dalam Komik Indonesia.

Sulitnya Menentukan Komik Pertama di Dunia
Menurut Roger Sabin, penulis dunia komik yang juga pengajar di sebuah universitas ternama di Inggris, komik cetak pertama yang pernah ada adalah komik yang berjudul “A True Narrative of the Horrid Hellish Popish Plot” karya Francis Barlow yang dibuat pada tahun  1682 .
Tapi pernyataan Sabin tadi dibantah oleh Eddie Campbell, seorang komikus dan kartunis asal Skotlandia. Menurut Campbell, hasil karya Francis Barlow itu adalah gambar kartun, sama halnya dengan komik karya Rowlandson tahun 1782 yang membuat kartun bertema politik dan ditambah narasi. Karya para kartunis itu lebih tepat disebut sebagai gambar yang dinarasikan.
Lalu, di Eropa, pada tahun 1873, seorang komikus berkebangsaan Swiss, Rudolphe Topffer, menyelesaikan pembuatan komiknya yang berjudul “The Adventures of Obadiah Oldbuck. Ia lalu mengklaim komik itu sebagai komik pertama di Eropa, bahkan dunia.
Tapi, Pada tahun 1884, sebuah komik karya Ally Sloper berjudul “Half Holiday” dipublikasikan dan dianggap sebagai komik strip majalah yang paling pertama di dunia. Selanjutnya, pada tahun 1895 lahir terobosan baru di dunia komik, yakni munculnya komik berseri dengan tokoh tetap. Dibuat oleh R.F. Outcault, komik yang berjudul “Hogan`s Alley” itu menjadi sangat populer sehingga meningkatkan pendapatan bagi pemilik koran yang memuatnya. Bahkan “Hogan`s Alley” digadang-gadangkan menjadi penanda awal bangkitnya komik di Amerika.
Satu tahun kemudian, pada tahun 1896, Richard Felton Outcault meluncurkan buku yang kemudian dianggap sebagai buku komik pertama di dunia. Dalam buku berjudul “The Yellow Kid” itu, Outcault menerapkan inovasi baru yang belum pernah dilakukan oleh komikus pada zaman itu. “The Yellow Kid” kemudian dianggap sebagai titik tolak komik modern dunia, yang kemudian diikuti oleh masa keemasan komik pada tahun 1930-an. Pada masa itu, bermunculanlah karakter komik yang kemudian menjadi legenda sampai sekarang, seperti Flash Gordon, Dick Tracy,Tarzan, Superman, hingga Batman dan Captain Marvel.
Setelah itu, semangat membuat komik pun makin menjalar di mana-mana. Para komikus menciptakan berbagai tokoh cerita yang kemudian menjadi populer hingga ke seluruh dunia. Sebut saja tokoh superhero Superman yang muncul pertama kali pada tahun 1938.
Sementara itu, di Eropa, pada tahun 1929 muncul sebuah karya komik popular berjudul “Tintin” yang dikarang oleh Herge, seorang seniman dan komikus berkebangsaan Belgia. “Tintin” yang memiliki genre drama petualangan itu mampu mendominasi pasar hingga tahun 1970-an. Selain “Tintin”, komik Eropa lainnya yang juga terkenal adalah “Asterix” karya Uderzo.
Pada tahun 1930, dunia komik Amerika yang didominasi genre kepahlawanan dimulai dengan munculnya komik Superman. Komik yang berkisah tentang superhero itu ternyata sangat diminati oleh pasar, sehingga bermunculanlah komik-komik lain dengan tema yang serupa seperti Batman, Spiderman, dan lain sebagainya.
Sementara itu, di Asia, komik mulai marak setelah perang dunia kedua. Dunia komik Asia diwakili oleh Jepang, produsen komik terbesar di kawasan Asia. Osamu Tezuka dianggap sebagai pelopor komik Jepang yang terkenal karena karyanya, “New Treasure Island” dan “Shintakarajima”. Di Jepang, perkembangan komik sangatlah cepat dan kondusif karena ditunjang oleh pengadaan buku kompilasi yang didukung para komikus muda dan tua.

Sejarah komik

Posted by : Unknown on :5 Agustus 2012 With 0komentar
Next Prev
▲Top▲